Thursday, June 30, 2011

• Aku Ingin Dicintai Kerana Allah •


Jika kau mencintaiku kerana sifatku yang ceria
 Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu
 Kemudian aku bertanya
 Bila keceriaan itu kelam dirundung duka
 Seberapa muram cintamu kan ada?

Jika kau mencintaiku karena kecantikanku
 Menyejukkan setiap mata yang memandangnya
 Kemudian aku bertanya
 Saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
 Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?

 Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku
 Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
 Kemudian aku bertanya
 Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
 Seberapa mampu cintamu memendam praduga?

 Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku
 Membuatmu yakin pada putusanku
 Kemudian aku bertanya
 Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
 Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?

 Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki
 Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku
 Kemudian aku bertanya
 Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak
 Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?

 Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku
 Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
 Kemudian aku bertanya
 Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
 Seberapa kuat cintamu bertahan?

Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan
 Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
 Kemudian aku bertanya
 Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
 Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?

 Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku
 Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku
 Kemudian aku bertanya
 Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
 Seberapa besar cinta mampu memaafkan?

 Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku
 Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
 Kemudian aku bertanya
 Kala iman itu jatuh menurun
 Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?

 Jika kau mencintaiku karena
 Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat
 Kemudian aku bertanya
 Pun hati ini tergoncang
 Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

 Andai sejuta alasan tak cukup
 Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku
 Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini....

 Aku ingin kau cintai karena Allah..
 Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
 Maka cintaku kan tetap utuh dan setia
 Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
 Karena cintaku berpulang pada-Nya..     

Tuesday, June 28, 2011

Bila Al Quran Mula Bersuara...


Waktu engkau masih kanak-kanak.............
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa..............
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji.......
Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali, sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pngisi setormu.

Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian, kesepian.
Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Di waktupetang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan,radiomu selalu tertuju ke stasyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.

Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku


Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV.
Menonton siaran telivisyen
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama

Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu

Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu
Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu

Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah Aku kembali.. .. bacalah aku kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah Aku kembali...

Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan aku sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

TUDUNG LABUH.........:)


Semoga bacaan ini dapat "put things into perspective" buat kita dalam menilai dan memahami kewajipan menutup aurat sebagaimana yang dituntut agama, insyaAllah.

Corat-Coret Kisah Tudung Labuh…

“Akak, kenapa akak pakai tudung labuh?” Soalan ini sudah banyak kali dilontarkan oleh remaja kepadaku. Adik bongsuku, Asiah Yusra yang sedang mekar meniti usia remaja, turut bertanya. Melihat wajahnya yang saling tidak tumpah dengan iras wajahku, aku terasa bagaikan sedang melihat diriku sendiri. Aku pernah remaja dan terpesona melihat kakak sulung bertudung labuh. Kufahami, remaja bertanya kerana mereka sedang tercari-cari identiti diri.

Kali pertama aku memilihnya sebagai imej diri ketika usiaku remaja. Saat itu, aku bertudung labuh kerana keindahannya menghiasi wanita-wanita berakhlak mulia yang kukenali. Ibuku, kakakku, kakak-kakak naqibahku, ustazah-ustazahku semuanya bertudung labuh. Hingga aku mensinonimkan tudung labuh itu dengan keindahan, keperibadian dan kebaikan. Walaupun aku turut mengenali teman-teman bertudung labuh yang akhlaknya bermasalah namun aku masih menemui keindahan jiwanya, ingin menjadi lebih baik. Hari ini, aku memilih tudung labuh kerana aku yakin ia lebih istimewa pada pandangan-Nya.

Ketika remaja, aku hampir tidak sedar banyak pertanyaan yang terpendam. Mungkin saat itu aku tidak tahu apa yang aku perlu tahu. Hinggalah persoalanku terjawab satu demi satu. Hikmah bicara kakak-kakak naqibahku menerangkan pelbagai soalan yang kutagihkan pengertian. Yang paling kuingati, Kak Siti Aisyah Mohd Nor (kini merupakan bidadari kepada seorang tokoh agama terkenal). Jasa kalian selamanya harum dalam ingatan.

Yang Tertutup Itu Indah

Ketika kubertanya tentang tudung labuh, mudah jawapan yang pernah kuterima, “Yang tertutup itu indah!” Jawapan yang membawaku mengkaji surah al-Ahzab ayat 59, maksud dan tafsirannya.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud: “Wahai Nabi, katakan kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka melabuhkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali sebagai wanita baik agar mereka tidak diganggu.’”

Ya, sedangkan buku yang kita sayangi, kita sampulkan seindahnya. Inikan pula bentuk tubuh wanita, takkan tiada sampulnya? Kuperhatikan kulit bukuku yang bersampul lebih terjaga berbanding kulit bukuku yang tidak bersampul. Kuperhatikan langsir yang cantik menghias pintu dan tingkap. Kuperhatikan kain yang mengalas meja dan perabot. Benar, yang tertutup itu indah! Begitu juga cara Allah menghargai keindahan wanita dengan menggariskan perbatasan aurat. Agar keindahan itu hanya dinikmati oleh insan yang berhak. Bukannya diratah-ratah oleh pandangan yang sakit.

Istimewa Bertudung Labuh

Di sini, aku tidak mahu berbicara panjang tentang kewajipan menutup aurat. Apa yang ingin kukongsi di sini adalah tentang beberapa peristiwa dalam hidupku yang membuatkan aku berasa tudung labuh itu benar-benar istimewa. Allah banyak kali menyelamatkan dan memudahkan urusanku dengan asbab tudung labuh.

Dikejar Tebuan Tanah

Dalam satu program motivasi remaja, aku menyertainya sebagai salah seorang fasilitator. Antara aktiviti yang dilakukan ialah jungle trekking. Aku mengetuai barisan remaja puteri yang siap sedia memasuki hutan. Taklimat dan doa dimulakan.

Menderap ke tengah belantara, tiba-tiba peserta puteri paling depan terlanggar sarang tebuan tanah. Tebuan tanah berterbangan garang. Sedia menyerang. Peserta itu menjerit kesakitan kerana disengat. Peserta di belakangnya turut menjerit ketakutan. Aku yang turut berada di barisan depan ketika itu melaungkan takbir. Lantas mengarahkan peserta yang lain berundur. Mereka bertempiaran lari.

Sementara aku tetap bertahan di situ. Kututup sebahagian wajahku dengan tudung labuhku. Tangan turut kusembunyikan di bawah tudung labuh. Kulindungi beberapa peserta yang terkepung dengan tudung labuhku agar tidak disengat lagi. Segera kubawa mereka berundur. Ajaibnya, seekor tebuan pun tidak berjaya menyengatku. Subhanallah! Maha Suci Engkau yang menyelamatkan aku dengan secebis kain buruk ini.

Terlindung daripada Mata Mat Rempit

Suatu hari, aku ingin pulang ke kampusku di UIA setelah bercuti pertengahan semester di kampung halaman. Seperti biasa, aku membeli tiket bas dan berusaha mencari bas yang mempunyai tempat duduk seorang. Request. Ini penting bagi mengelakkan aku terpaksa bermalam di dalam bas dengan bertemankan seorang lelaki asing di sebelah.

Akhirnya kumembeli tiket dengan sebuah syarikat bas yang belum pernah kunaiki . Sebelum menaiki bas, aku berpesan kepada pemandu kedua agar menurunkan aku di Greenwood. Semua mata terlena melepaskan kelelahan hidup dengan mengembara ke alam mimpi yang seketika. Kedengaran sayup-sayup suara pemandu bas mengejutkan aku dari tidurku. Lantas aku terjaga separuh sedar. Ketika itu, aku duduk di kerusi seorang paling depan, tidak jauh dari pemandu.

Jam baru menunjukkan pukul 4.30 pagi. Badanku amat penat dan urat kepala terasa merenyuk. Aku bangkit dari kerusiku dalam keadaan mamai menuruni bas. Ketika berada di luar bas, aku masih sangat mengantuk. Terasa secepat kilat bas meninggalkanku.

Ya Allah! Aku terkejut kerana hanya aku seorang yang menuruni bas. Lagipun, tempat bas itu memberhentikan aku bukannya tempat perhentian bas di Greenwood seperti kebiasaan. Aku langsung tidak mengenali tempat itu. Tiada peluang untukku bertanya atau membatalkan saja tempat perhentian itu. Nyata aku sudah terlewat. Asap bas pun sudah tidak kelihatan.

Aku berada di sebuah perhentian bas. Jalan raya di hadapannya lurus. Lengang. Sunyi. Kawasan sekitarnya adalah kawasan perumahan yang sedang bergelap. Jalur-jalur cahaya hanya sedikit. Kupandang ke belakang dan mendapati tidak jauh dari situ terdapat sebuah masjid. Namun, ia kelihatan gelap. Sunyi. Kelihatan seekor anjing berwarna hitam, besar dan garang sedang berlegar-legar di luar pagar masjid. Ya Allah, pada-Mu aku bertawakal.

Aku segera menelefon kenalan rapatku, Puan Norliza Mohd Nordin untuk mengambilku. Pada masa yang sama, mataku melilau mencari kayu atau besi yang akan kugunakan sebagai senjata seandainya anjing itu mendekatiku.

“Di mana?” Tanya Puan Norliza. Susah-payah aku cuba menerangkan lokasi yang asing itu. Tambahan pula, aku tidak dapat melihat papan tanda yang menunjukkan nama masjid. Kehadiran anjing itu membuatkan aku tidak berani menghampiri masjid. Sukar Puan Norliza mentafsirkan lokasi aku berada.

Tiba-tiba, sekumpulan samseng jalanan dengan pelbagai aksi motosikal yang berbahaya berhenti beramai-ramai di seberang jalan tempatku berada. Bagaikan ada mesyuarat penting di situ. Aku tiada tempat bersembunyi. Apa yang mampu kulakukan adalah tetap berdiri di tempatku dan membaca segala ayat al-Quran yang pernah kuhafal. Tawakalku memanjat langit dunia. Kebetulan, aku berjubah hitam dan bertudung labuh warna hitam. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menyembunyikan diriku di balik warna malam. Cebisan kain turut kututup pada wajahku yang berkulit cerah.

Saat yang amat mendebarkan dalam hidupku, kelihatan anjing yang garang sedang berlari ke arahku. Kupujuk hati, anjing itu akan baik padaku kerana ia tidak menyalak. Samseng jalanan pula seakan sedang memandang-mandang ke arah lokasiku. Ketika itu, aku mengucapkan dua kalimah syahadah berkali-kali. Aku siapkan emosi untuk berjihad mempertahankan diri. Biar nyawa jadi taruhan, menyerah tidak sekali!

Allah menjadi saksi. Aku bagaikan tidak percaya apabila melihat anjing itu sekadar melintasiku seolah-olah langsung tidak melihatku di balik kegelapan. Walau bagaimanapun, aku masih resah melihat samseng jalanan asyik memandang ke arahku. Aku bertambah risau membayangkan Puan Norliza mungkin tidak dapat mengagak lokasiku itu kerana dia asyik menelefonku. Tiba-tiba samseng jalanan itu beredar. Bunyi ekzos mengaum pergi, pelbagai aksi. Mereka seakan-akan memandang dengan pandangan yang kosong sahaja ke arahku sebentar tadi. Puan Norliza pula sampai, menambahkan syukurku. Hatiku yakin, Allah telah menyelamatkanku di balik tudung labuh berwarna gelap itu. Alhamdulillah!

Menyelamatkan Beg Tanganku daripada Ragut

Seorang temanku dari Brunei sudah beberapa hari tidak datang ke kelas sarjana. Aku risaukan keadaannya. Apabila dia datang kembali, aku segera bertanya. Dia menunjukkan pipinya yang calar sambil bercerita dengan juraian air mata.

Dua orang pemuda yang menunggang laju meragut beg tangannya. Dia ikut terseret. Ketika itu pula dia sedang mengandung dua bulan. Hampir-hampir keguguran. Kedua-dua lututnya terluka. Pipi dan tangannya tercalar. Berdarah.

Aku sedih mendengar ceritanya. Dia memegang hujung tudungku sambil menyimpulkan, “Jika akak pakai tudung labuh macam ni, tentu diorang tak nampak beg tangan akak.” Kata-kata itu membuatkanku benar-benar berfikir jauh. Aku bersyukur kepada Allah s.w.t. kerana tidak pernah menjadi mangsa ragut. Baru aku sedar, rupa-rupanya antara faktor yang menyelamatkanku adalah kerana beg tanganku sentiasa tersembunyi di bawah tudung labuh. Cuba anda bertanya kawan-kawan anda yang menggalas beg tangan di bawah tudung labuh, pernahkah mereka menjadi mangsa ragut?

Mendekatkan Jodoh dengan Lelaki Soleh

Aku hairan melihat beberapa orang temanku yang mulanya bertudung labuh tapi akhirnya menukar penampilan kerana takut tidak dipinang. Aku hormati penampilannya selagi masih menutup aurat namun jika itu alasannya, dia mungkin tersilap. Aku yang tetap bertudung labuh ini juga akhirnya yang agak cepat menerima pinangan.

Suamiku mengakui antara faktor yang meyakinkannya pada agamaku saat memilih bunga untuk disunting adalah kerana nilai tudung labuhku. Wanita bertudung labuh lumrahnya hanya berani dirisik oleh lelaki yang mempunyai persiapan agama. Jika malas hidup beragama, mereka akan berfikir beribu kali untuk memiliki seorang suri yang bertudung labuh. Rasa tidak layak. Rasa perlu membaiki diri terlebih dahulu.

Pernah juga aku dan suami cuba memadankan beberapa orang temanku dengan lelaki-lelaki soleh yang kami kenali. Apabila biodata bertukar tangan, gadis bertudung labuh rupa-rupanya menjadi kriteria penting seorang lelaki soleh. Malang bagi temanku yang sebenarnya baik dan berbudi bahasa, namun kerana penampilannya itu melambatkan jodohnya.

Benar, kita tidak boleh menilai seseorang hanya melihat luarannya. Namun, realitinya, kadang kala masa terlalu singkat dan peluang tidak ada untuk kita mengkaji dalaman seseorang sehingga terpaksa menilainya hanya melalui luarannya. Contoh realiti, jika kita ingin membeli nasi lemak di gerai. Kelihatan penjual di gerai yang pertama ialah seorang makcik bertudung labuh. Penjual di gerai kedua pula seorang wanita tidak bertudung dan rambutnya menggerbang lepas. Mana yang kita pilih? Kenapa cepat membuat pilihan sebelum mengkaji dalaman kedua-duanya dahulu? Apa nilaian kita ketika itu? Fikir-fikirkan.

Hormatilah Selagi Masih Menutup Aurat

Ya! Ya! Ya! Kudengari suara-suara hatimu yang sedang berbisik, “Ramai saja yang bertudung labuh tapi tak baik.” “Tudung tak labuh pun masih tutup aurat.” “Don’t judge people by its cover.” Kuhormati semua kata-kata ini sepertimana kuhormati dirimu yang masih bertudung. Alhamdulillah. Aku cuma berkongsi secebis pengalaman dalam hidupku yang menyebabkan kurasakan tudung labuh terlalu istimewa. Buat adik-adik remaja yang pernah bertanya, akak harap adik menemui jawapannya.

Tuesday, June 14, 2011

Muhasabah Diri Sebelum Tidur


Syaikhuna Ahmad Fahmi Zamzam Al-Banjari An-Nadwi Al-Maliki hafizhohullah ada mengajarkan beberapa perkara berkaitan muhasabah diri sebelum tidur.

Bagaimana untuk bermuhasabah sebelum kita melabuhkan tirai kita pada hari tersebut?

  • Lihat kembali apa yang telah kita lakukan sejak kita bangun tidur sehingga pada saat tersebut.
  • Jika terjumpa apa yang baik yang telah kita kerjakan, bersyukurlah kepada Allah atas kurniaan-Nya itu yang membolehkan kita berbuat baik sedemikian. Pohon kepada Allah agar Dia beri lagi peluang sedemikian, bahkan untuk dilaksanakan dengan lebih baik.
  • Jika terjumpa perkara yang tidak baik yang telah kita lakukan, bersegeralah memohon keampunan-Nya, bertaubat kepada-Nya serta berazam bersunggguh-sungguh untuk tidak kembali lagi melakukan perbuatan tersebut.
Subhanallah. Insya-Allah tidur yang dilaksanakan setelah bermuhasabah dan mengadu kepada Allah tentang perlunya diri hamba itu kepada Tuannya akan membuahkan ketenangan jiwa yang tidak dapat dicari ganti dengan kemewahan dunia

JaM mAsA........


Dah terlalu lama x menconteng dinding blog ni..terlalu sibuk dgn urusan dunia...
bny keje yg perlu diselesaikan, bny kursus kena hadiri, bny kerenah murid kena hadapi...bny dan bny dan bny lg...tp mungkin itu satu alasan yg mampu di beri...
NAMUN!!!!!!!!!!!
setiap manusia mempunyai masa yg sama 24 jam..tak ada yg kurang & tak ada siapa yg lebih..segalanya bergantung pd diri sndiri bagaimana menguruskannya dgn sebaiknya....
kerana ALLAH telah berfirman......

Demi masa! 
Sesungguhnya manusia dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang percaya, dan membuat kerja-kerja kebaikan,
dan saling berwasiat pada yang benar, dan saling berwasiat untuk bersabar. 
 
jom sama2 muhasabah diri bagaimana masa kita dihabiskan...adalah utk tido je??? makan je??? keje je??? amal ibadat??? TEPUK DADA TANYA IMAN...:) selamat beramal......

JOM NYANYI LAGU NI SAMA2...:)

Demi Masa

Album : Demi Masa
Munsyid : Raihan
http://liriknasyid.com


Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran

a a a.....

Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati

(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)

Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati

(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)
(sihat sebelum sakit)
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit

(Ingat lima perkara) Hidup sebelum mati
(sebelum lima perkara) Sihat sebelum sakit
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara) Muda sebelum tua

(Ingat lima perkara) Kaya sebelum miskin

(sebelum lima perkara) Lapang sebelum sempit
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara) Hidup sebelum mati
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara) Hidup sebelum mati
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)